Suatu hari KH Soleh Darat yang sudah kembali dari Mekah dan
tinggal di Semarang kedatangan tamu seorang tokoh terkenal sakti asal Jawa
Timur, tokoh itu biasa dipanggil dengan sebutan kiai. Kiai tersebut datang di
malam hari di pondokan KH Soleh Darat. Karena Kiai Soleh sedang mengajar
mengaji, seorang santri mempersilahkan tamu untuk menunggu di serambi langgar.
Tak lama kemudia, Kiai Soleh pun
menemui tokoh tersebut, lalu Kiai Soleh bertanya naik apa sampai sini pada
tamunya, tamu pun menjawab dengan nada pamer bahwa ia naik harimau, lalu Kiai
Soleh menyarankan agar harimau milik tamu nya disimpan di dalam kandang
kambing, si tamu pun dengan sombongnya berkata bahwa nanti harimaunya akan
memakan kambing-kambing milik Kiai Soleh. Kiai Soleh pun hanya bisa tersenyum
dan berkata bahwa kambingnya tidak akan mati.
Tamu itu pun menginap di pondokan,
saat hendak tidur ia sudah membayangkan pasti banyak kambing-kambing Kiai Soleh
yang mati dan bangkai nya berserakan. Keesokan harinya, ia segera menemui
harimaunya di kandang kambing tersebut. Betapa terkejutnya tamu itu bukannya ia
melihat bangkai kambing, justru ia melihat harimaunya yang telah menjadi
bangkai, suasana kandang kambing pun riuh terdengar suara kambing yang
bersahut-sahutan, dan tampak seekor kambing yang mulutnya tampak merah. Ia pun
menduga bahwa kambing itulah yang memakan harimaunya. Betapa menyesalnya ia
karena telah menyombongkan dirinya di depan Kiai Soleh Darat, ia pun segera
meminta maaf kepada beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar